About

Image and video hosting by TinyPic

Breaking

Minggu, 24 Desember 2017

CERITA DEWASA KEENAKAN DIPERKOSA SAMPAI LUPA DIRI


JURAGANQQOrang lebih mengenalku sebagai Tamara, aku memiliki kulit putih mulus. meski tak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), tetapi badan aku sangat Sexy dgn dua buah dada berukuran 34C yg sedikit kebesaran dibandingkan ukuran badan aku! Sampai saat ini sebenarnya aku sedikit bingung bagaimana memulai cerita kisah dewasa pemerkosaan ini.

Tetapi perlu pembaca semua ketahui bahwa yg aku ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri aku!kisah sex nyata gitu bro! Saat ini aku berusia 24 tahun dan telah menikah. Aku sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Aku menikah dgn suami aku Bang Japrak yg lebih tua 8 tahun dari aku kerana dijodohkan oleh orangtua aaku pada saat aku masih berusia 20 tahun dan baru saja masuk kuliah. Tetapi aku sangat mencintai suami aku ini. Begitu pula suami aku yg sangat sangat mencintai aku.
.
Karena aku dilahirkan dari keluarga yg taat agama, maka aku pun seorang yg tertib agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami aku oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kita diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yg taat, aku menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal aku ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat aku tinggal, baru ada rumah kita dan sebuah rumah lagi yg dihuni, itu pun seikit jauh letaknya dari rumah kita.


Karena rumah kita masih sangat asli kita belom memiliki dapur, sehingga apabila kita mau memasak aku harus memasak di halaman belakang yg terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yg tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yg menawarkan jasanya. Kerana kita tak merasa memiliki barang berharga, kita mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kita tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan aku tetap kuliah.

Sampai suatu hari, aku sedang libur dan suami aku tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Japrak sampai ke depan gerbang, aku pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan aku sedikit tak enak di rumah sendirian kerana lingkungan kita yg sepi. Sampai beberapa saat kemudian Om Wiryo dan dua orang kawannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia terlihat seikit terkejut melihat aku ada di rumah, kerana aku tak bilang sebelomnya bahwa aku libur.

“Eh, kok Buk Tamara endak berangkat kuliah..?”

“Iya nih Om Wiryo, lagi libur..” jawab aku sembari membukakan pintu rumah.

“Kalo gitu aku mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.

“Oh, silahkan..!” kata aku.

Tak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan aku mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur aku. Tetapi ketika baru saja aku mau menuju tempat tidur, aku lihat melalui jendela kamar Om Wiryo sedang mengganti pakaiannya dgn pakaian kotor yg biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya aku menyaksikan bagaimana Om Wiryo tak menggunakan pakaian dalem. Sehingga aku dapat melihat dgn jelas otot badannya yg bagus dan yg paling penting kemaluannya yg sangat besar apabila dibandingkan milik suami aku.

Aku seketika terkesima sampai tak sadar kalo Om Wiryo juga memandang aku.

“Eh, ada apa buk..?” katanya sembari menatap ke arah aku yg masih dalem keadaan telanjang dan aku lihat kemaluan itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi. Aku terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sembari nafas jadi terengah-engah. Seketika diri aku diliputi perasaan aneh, belom pernah aku melihat laki-laki telanjang sebelomnya selain suami, bahkan apabila sedang berhubungan sex dgn suami aku, suami masih menutupi badan kita dgn selimut, sehingga tak terlihat seluruhnya badan kita.

Aku mencoba mengalihkan persaan aku dgn membaca, tetapi tetap saja tak bisa hilang. Akhirnya aku putuskan untuk mandi dgn air dingin. Cepat-cepat aku masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, aku baru sadar aku tak membawa handuk kerana tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yg aku kenakan telah aku basahi dan penuh sabun kerana aku rendam.

Aku bingung, tetapi akhirnya aku putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Aku yakin mereka tak akan melihat, dan aku pun mulai berlari ke arah kamar aku yg pintunya terbuka.

Tetapi baru aku akan masuk ke kamar, badan aku menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yg aku tabrak itu adalah Om Wiryo.

“Maaf Buk.., tadi aku cari Buk Tamara tapi Buk Tamara endak ada di kamar. Baru aku mau keluar, eh Buk Tamara nabrak aku..” katanya dgn santai seolah tak melihat kalo aku sedang telanjang bulat.

Aku begitu malu berusah bangkit sembari mentupi dada dan bagian bawah aku.
Tetapi Om Wiryo segera menangkap tangan aku dan berkata,

“Endak usah malu Neng.., tadi Buk juga udah ngeliat punya aku, aku endak malu kok..”

“Jangan Pak..!” kata aku, tetapi Om Wiryo malah mengangkat aku ke arah halaman belakang menuju dua orang kawannya. Aku berusaha memberontak dan berteriak, tapi Om Wiryo dgn santainya malah berkata,

“Tenang aja Buk.., di sini sepi. Suara teriakan Buk endak bakal ada yg denger..”

Melihat badan telanjang aku, kedua kawan Om Wiryo segera bersorak kegirangan.

“Wah, bagus betul ni buah dada..” kata yg satu sembari membetot dan meremas buah dada aku sekeras-kerasnya.

”Tolong jangan perkosa aku, aku endak bakalan lapor siapa-siapa…” kata aku. “Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata kawan Om Wiryo yg badannya sedikit gendut sembari tangannya meraba bulu kemaluan aku, sedang Om Wiryo masih memegang kedua tangan aku dgn kencang.

Tak berapa lama kemudian aku lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Aku melihat badan-badan mereka yg mengkilat kerana keringat dan kemaluan mereka yg mengacung kerana nafsunya. Dgn cepat mereka membaringkan badan aku di atas pasir. Kemudian Om Wiryo mulai menjilati kemaluan aku.

“Wah.., kemaluannya wangi loh..” katanya.

Aku segera berontak, tetapi kedua kawan Om Wiryo segera memegangi kedua tangan dan kaki aku. Yg botak memegang kaki, sedangkan yg gendut memegang kedua tangan aku sembari menghisap puting susu aku.

Tak berapa lama kemudian Om Wiryo mulai mengarahkan kemaluannya yg besar ke lubang kemaluan aku. Dan ternyata, yg tak aku duga sebelomnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dgn suami aku. Tetapi kerana malu, aku terus berontak sampai Om Wiryo mulai mengoygkan kemaluannya dgn gerakan yg kasar, tapi entah kenapa aku justru merasakan kenikmatan yg luar biasa, sehingga tanpa sadar aku berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goygnya.

Melihat itu kedua kawan Om Wiryo tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, aku sadar tetapi mau memberontak lagi aku merasa tanggung, sehingga yg terjadi adalah aku terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak tetapi meski dilepaskan aku tetap tak berusaha melepaskan diri dari om Wiryo.

Tak lama kemudian Om Wiryo membalikkan badan aku dalem posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan aku.

Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan kemaluannya ke mulut aku. Aku berusaha berontak, tetapi si gendut menjambak aku dgn keras, sehingga aku menurutinya. Aku benar-benar mengalami sensasi yg luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian aku mengalami klimaks yg luar biasa yg belom pernah aku alami sebelomnya. Badan aku menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Tetapi terlihatnya Om Wiryo belom selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan air maninya ke dalem rahim aku.


Begitu Om Wiryo mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalem milik aku tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalem mulut aku dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan air maninya ke dalem mulut aku. Banyak sekali air maninya yg aku rasakan di mulut aku, tetapi ketika aku hendak membuang air mani itu, Om Wiryo yg aku lihat sedang duduk beristirahat berkata.

“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yg lama… pasti nikmat… ha.. ha.. ha..”

Dan seperti seekor kerbau yg bodoh, aku menurutinya berkumur dgn seperma itu. Sementara si botak terus mengocok kemaluannya di dalem kemaluan aku, aku melihat Om Wiryo masuk ke dalem rumah aku dan keluar kembali dgn membawa sebuah terong besar yg aku beli tadi pagi untuk aku masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik aku.

Tak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan aku pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat kawannya telah selesai, Om Wiryo menghampiri aku sembari memaksa aku kembali ke posisi merangkak.

“Sembari menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini..” katanya sembari memasukkan terong ungu yg sangat besar itu ke dalem kemaluan aku. Tentu saja aku terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua kawannya segera memegangi aku. Dan tak lama kemudian,

“Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalem kemaluan aku. Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga aku menggoyg-goygkan bokong aku ke kiri dan kanan.

“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…” kata si tukang bangunan.

“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si tukang bangunan. Dgn perlahan aku merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Kerana rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit aku berhenti, tetapi setiap aku berhenti dgn segera mereka mencambuk bokong aku. Tak berapa lama aku mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Om Wiryo kemudian menghampiri aku, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yg sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalem lubang dubur aaku. Aku kembali menjerit, tetapi dgn tenang dia berkata,

“Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!” Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yg terlihat, lalu sembari menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.

“Sekarang kamu maju pelan-pelan..” Dan ketika aku bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari dubur aku sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan aku sampai kemudian mereka siap memperkosa aku lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks aku pun turut klimaks dgn arti aku menikmati diperkosa.

Malam harinya ketika suami aku pulang, aku sama sekali tak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, ga tau entah kenapa!mungkin saking nikmatnya bercinta bareng 3 buruh bangunan sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap aku sedang tak kuliah.

Dan setiap memperkosa, buruh bangunan ini selalu menyelingi dgn mengerjai aku dgn cara yg aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur aku selesai dibangun! Sunguh nikmatnya diperkosa buruh bangunan lho badan mereka kekar dan tenaga meraka sangat kuat dalem melakukan hubungan sex.

Let's Join With Us At JURAGANQQ.NET
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
-Pin BBM D8ED72FC
-Pin BBM 33449B3B
-Line : juraganqq_official
-WA : +6282211767486
-TWITTER : @juraganqq_offic
-INSTAGRAM : Juraganqq_official 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Image and video hosting by TinyPic